Rancang Bangun Inovasi SEBATIK PEKAN SARAN (Sekolah Bebas Jentik dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk)

Rancang Bangun Inovasi SEBATIK PEKAN SARAN (Sekolah Bebas Jentik dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk)

SEBATIK PEKAN SARAN (SEKOLAH BEBAS JENTIK DENGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)

DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian dalam penanganan dan pengendalian program kesehatan di wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat. Kasus DBD di Indonesia masih terjadi setiap tahun, sejak ditemukan 1968. Peningkatan kasus DBD terus terjadi terutama saat musim hujan. Kementerian Kesehatan mencatat di tahun 2021, jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia sebanyak 73.518 kasus . Untuk Kota Pariaman Tahun 2021, terdapat jumlah kasus dengue sebanyak 47 kasus.

Terkait dengan kasus DBD yang terjadi, kelompok usia sekolah dasar (7-13 tahun) merupakan kelompok rentan terdampak DBD. Pada tahun 2021, terdapat kasus di 3 buah Sekolah Dasar (komulatif 5 orang siswa) di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji. Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi Puskesmas Kurai Taji Pariaman untuk mencegah dan melakukan penanganan kasus DBD ini.

Terkait dengan permasalahan kasus di DBD di sekolah dasar ini, Puskesmas Kurai Taji Kota Pariaman membuat suatu inovasi yang dinamakan SEBATIK PEKAN SARAN (Sekolah Bebas Jentik dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk). Didalam wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji Kecamatan Pariaman selatan terdiri dari 8 sekolah SD sebagai sekolah sasaran dalam inovasi SEBATIK PEKAN SARAN. Hingga saat ini PSN masih merupakan upaya paling efektif dalam menekan kasus DBD. Intervensi inovasi ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi terhadap perbaikan pengetahuan dan sikap masyarakat terkait DBD melalui edukasi kesehatan yang diberikan kepada siswa SD dengan harapan siswa SD tersebut bisa menyampaikan pesan dan sikap yang tepat terkait penanganan DBD dilingkungannya. Kegiatan intervensi dilakukan dengan metode pendidikan kesehatan anak sekolah dimana aktivitas ini nantinya akan memberikan informasi tentang DBD serta memberdayakan sekolah dengan melakukan penguatan terhadap masyarakat dan pihak tekait. Harapan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan murid sekolah mengenai upaya pencegahan penyakit DBD sehingga Angka Kejadian DBD dapat menurun.

Hasil kegiatan intervensi yang dilakukan pada beberapa program menunjukkan peningkatan pengetahuan murid sekolah tentang upaya pencegahan dan pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue. Rekomendasi kepada pihak terkait adalah lebih mengintesifkan kegiatan promotif dan preventif seperti pemantauan jentik berkala, serta bagi sekolah melakukan kegiatan rutin 3M plus dan pelaksanaan PSN–DBD secara mandiri dan teratur. Anak sekolah dijadikan agent of change/ agen perubahan untuk memotong rantai jentik penyebab DBD maka Puskemas Kurai Taji memeiliki program pembinaan dan pembentukan kader siswa pencari jentik nyamuk agar sekolah bebas jentik dan pemberantasan nyamuk secara berkala yang dilakukan oleh kader /dokter kecil di sekolah di wilayah kerja UPTD PUSKESMAS KURAI TAJI.

Anak Sekolah tersebar diseluruh wilayah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Peran serta anak sekolah sebagai juru pemantau jentik disekolah dapat digunakan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan dating. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.

Setelah dilakukannya inovasi ini, terjadi peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah kerja Puskesmas Kurai Taji dari 2021 sebesar 62,5% menjadi 87,5 % di tahun 2022. Selain itu, jumlah sekolah terdampak DBD menjadi berkurang dari 3 sekolah tahun 2021 menjadi 1 sekolah di tahun 2022.

Manfaat dari Inovasi Sebatik Pekan Saran adalah :

  1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran sejak dini pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat khuusnya pemberantasan sarang nyamuk
  2. Angka Bebas Jentik yang tinggi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kurai Taji dan di sekolah sehingga risiko penyakit yang bervektor nyamuk seperti DBD rendah, diharapkan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Dampak Inovasi SEBATIK PEKAN SARAN adalah :

  1. Mampu memberikan efek positif PSN bagi lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
  2. Mencegah peningkatan kasus DBD di sekolah.